Sabtu, 06 April 2013

MIKOLOGI


MIKOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik) (Bambang, 1998).
Sedangkan dilihat dari realita telah kita mengenal ada berbagai jenis spesies ragi dan jamur tetapi ada hanya ada sekitar 1000 yang menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan (banyak yang lain menyebabkan penyakit pada tumbuhan). Hanya dermatofita dan spesies candida yang sering ditularkan dari satu orang ke orang lain.
Untuk lebih mudahnya, infeksi mikotik manusia dikelompokkan dalam infeksi jamur superfisial, kutan, subkutan, dan profundan (atau sistematik).
Infeksi-infeksi jamur superfisial, kutan, atau subkutan pada kulit, rambut, dan kuku dapat menjadi kronis dan resisten terhadap pengobatan tetapi jarang mempengaruhi kesehatan umum si penderita. Mikosis profunda disebabkan oleh jamur patogenik atau jamur opurunistik yang menginfeksi penderita dengan gangguan imunologi. Mikosis profunda dapat menimbulkan gangguan sistematik yang kadang-kadang fatal. Aktinomisetes bukan merupakan jamur tetapi bakteri filamentosa yang bercabang. Namun, organisme ini menimbulkan  penyakit yang gambarannya menyerupai infeksi jamur.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.    Apa pengertian fungi ?
2.    Sifat-sifat umum mikologi ?
3.    Morfologi mikologi ?
4.    Jenis infeksi yang disebabkan oleh mikologi ?
5.    Macam-macam mikologi ?
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
FUNGI

A.   Pengertian Fungsi Mikologi
Fungi adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.
Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.
Berdasarkan suhu, dikenal fungsi termofil, mesofil dan psikofil, berdasarkan pH lingkungan, dikenal fungsi basofil, asidofil, dan netrofil. Berdasarkan oksigen bebas yang ada dilingkungan fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi aerob dan fungi anaerob. Misalnya fungi yang hidup dalam rumen ternak dan sejumlah khamir yang berperan pada permbuatan bir. Fungi dapat hidup dalam lingkungan yang ekstrem dan dikenal sebagai fungsi termofil apabila tumbuh baik pada suhu di atas 550C.
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam.
Sedangkan reproduksinya fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.
Jamur dibagi Menjadi 5 divisi :
1.      Divisio oomycotina
o   Reproduksi seksual dengan cara oogami yang menghasilkan oospora
o   Reproduksi seksual terjadi dengan membentuk zoospora yang dihasilkan dalam sporangium
o   Hifa fungi ini adalah hifa non-septat (tidak bersepta)
o   Contoh :
·         Phytophthora infestans (menyebabkan penyakit pada tanaman kentang, coklat, lada, kina, dll)
·         Saprolegnia (sering ditemukan pada bangkai serangga)
·         Phytium (menyebabkan penyakit busuk pada kecambah, tembakau,kina, bayam, dan nanas)
2.      Divisio zygomycotina
o   Reproduksi seksual dengan cara konjugasi yang menghasilkan zigospora
o   Reproduksi aseksual dengan menghasilkan spora yang terkandung dalam konidium atau sporangium
o   Hifa dari fungi ini non-septat (tidak bersepta)
o   Pada umunya hidup terestial
o   Contoh :
·         Rhyzopus oryzae (untuk membuat tempe)
·         Mucor javanicus (terdapat dalam ragi tape)
3.      Divisio ascomycotina
o   Reproduksi seksual menghasilkan spora yang disebut askospora
o   Askospora dihasilkan dalam suatu stuktur usus yang disebut askus
o   Reproduksi aseksual dilakukan dengan menghasilkan konidia
o   Hifanya bersepta
o   Contoh :
·         Penicillium (penghasil bahan antibiotik penisilin)
·         Ppiedraia hortai (penyebab infeksi rambut pada manusia)
·         Candida albicans (menimbulkan penyakit pada selaput lendir, mulut, vagina dan saluran pencernaan)
4.    Divisio basidiomycotina
o  Reproduksi seksual menghasilkan basidiospora
o  Reproduksi aseksual membentuk konidium
o  Bersifat saprofit dan parasit
o  Contoh :
·       Volvariella volvaceae (jamur merang)
5.      Divisio deuterommycotina
o  Reproduksi seksual belum diketahui sehingga dikenal sebagai jamur tidak sempurna (fungi imperfect)
o  Reproduksi aseksual dengan konidium seperti pada ascomytina
o  Hifa bersekat
o  Beberapa anggota dari kelompok jamur ini hidup parasit pada manusia dan hewan
o  Contohnya adalah histoplasma capsulatum, epidermiphyton floocosum, epodermiphyton microsporum, dan tricophyton.
o   Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia
o   Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
o   Contoh spesies:
1)  Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun serangga air
2)  Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina. Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.

B.   Sifat-sifat umum mikologi
*   Saprofit, karena hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik yang sudah mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi bagan yang lebih sederhana.
*   Parasit, karena menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup (inung). Fungsi dapat bersifat parasit obligat (parasit sebenarnya) dan parasit fakultatif (mula-mula bersifat parasit, kemudian membunuh inangnya).
*   Simbion, karena dapatbersimbiosis dengan organisme lain.

C.   Morfologi mikologi
Bentuk jamur secara garis besar ada 3 bentuk yaitu :
a.       Yeast
merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan diameter 3  – 15 mikron, berkembang biak dengan cara membelah diri (asexual)  membentuk tunas atau budding cell. Yeast ada dua yaitu : Yeast murni merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu membentuk pseudohifa/ klamidospora, Yeast like merupakan jamur uniselluler yang mampu membentuk pseudohifa. Contoh : Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloni berwarna merah / orange), Cryptococcus neoformans Secara makroskopik (pada media padat SGA) koloni jamur bentuk yeast tampak Smooth, warna krem, cembung bau seperti ragi. Identifikasi dengan uji biokimia
b.      Mold/Kapang
Merupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari satu) yang membentuk benang-benang hifa / filament, kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu anyaman. Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat. Hifa yang berada di atas permukaan media disebut Hifa aerial yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Hifa yang berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat  untuk menyerap makanan.
Secara makroskopik  (pada media SGA) jamur yang berbentuk Mold membentuk koloni yang berserabut / granuler  koloninya tampak kasar (Rought). Untuk identifikasi, hasil mikroskopik dan makroskopik merupakan dasar identifikasi. Contoh: Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor, Microsporum, Trichophyton, Epidermophyton
c.       Dimorfik
Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold. Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi 37 derajat C, dan berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau pada suhu inkubasi suhu ruang. Contoh : Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomyces dermatidis

D.  Jenis infeksi yang disebabkan oleh mikologi
Infeksi yang ditimbulkan oleh fungi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : infeksi yang ditimbulkan karena fungi sebagai individu bersarang atau menyerang tubuh kita (mengakibatkan infeksi) atau produk yang dihasilkan oleh fungi yang masuk ke dalam tubuh kita (tanpa sengaja) yang bersifat toksik dan mematikan, sebagai contoh : produk aflatoxin. Beberapa antibiotika yang dihasilkan oleh fungi sebagai contoh penisilin dan sefalosporin sangat bermanfaat bagi perkembangan dunia klinis. Produk ini bersifat efektif melawan bakteri gram positif maupun gram negatif yang bersifat sangat merugikan kita.

Mikosis Subkutan
Adalah Infeksi oleh jamur yang mengenai kulit, mengenai lapisan bawah kulit meliputi otot dan jaringan konektif (jaringan subkutis) dan tulang.
1.    Sporotrichosis : Akibat infeksi Sporothrix schenckii, yang merupakan jamur degan habitat pada tumbuh-tumbuhan atau kayu. Invasi terjadi ke dalam kulit melalui trauma, kemudian menyebar melalui aliran getah bening.
Klinis : Terbentuk abses atau tukak pada lokasi yang terinfeksi, Getah bening menjadi tebal, Hampir tidak dijumpai rasa sakit, terkadang penyebaran infeksi terjadi juga pada persendian dan paru-paru. Akibat secara histologi adalah terjadinya peradangan menahun, dan nekrosis.
Pengobatan : Pada kasus infeksi dapat sembuh dengan sendirinya walaupun menahun, meskipun demikian dapat juga diberikan Kalium iodida secara oral selama beberapa minggu.
2.    Kromoblastosis : infeksi kulit granulomatosa progresif lambat yang disebabkan oleh Fonsecaea pedrosoi, Fronsecaea compacta, Phialophora verrucosa, Cladosporium carrionii. Habitat jamur ini adalah di daerah tropik, terdapat di dalam tumbuhan atau tanah, di alam berada dalam keadaan saprofit.
Klinis : Terbentuknya nodul verrucous atau plaque pada jaringan subkutan. Jamur masuk melalui trauma ke dalam kulit biasanya pada tungkai atau kaki, terbentuk pertumbuhan mirip kutil tersebar di aliran getah bening
Pencegahan : Pemakaian sepatu pada saat beraktifitas di lingkungan terbuka (lapangan tanah, sawah, kebun dll.)
Pengobatan : Dilakukan pembedahan pada kasus lesi yang kecil, sedangkan untuk lesi yang lebih besar dilakukan kemoterapi dengan flusitosin atau itrakonazol.
3.    Mycetoma (madura foot) : Infeksi pada jaringan subkutan yang disebabkan oleh jamur Eumycotic mycetoma dan atau kuman (mikroorganisme) mirip jamur yang disebut Actinomycotic mycetoma.
Klinis : ditandai dengan pembengkakan seperti tumor dan adanya sinus yang bernanah. Jamur masuk ke dalam jaringan subkutan melalui trauma, terbentuk abses yang dapat meluas sampai otot dan tulang. Jamur terlihat terlihat sebagai granula padat dalam nanah. Jika tidak diobati maka lesi-lesi akan menetap dan meluas ke dalam dan ke perifer sehingga berakibat pada derormitas.
Pencegahan : Pemakaian sepatu pada saat beraktifitas di lingkungan terbuka ( lapangan tanah, sawah, kebun dll.)
Pengobatan : dengan kombinasi streptomisin, trimetropin-sulfametoksazol, dan dapson pada fase dini sebelum terjadi demorfitas. Pembuatan drainase melaui pembedahan dapat membantu penyembuhan.
Mikosis Sistemik
Adalah infeksi jamur yang mengenai organ internal dan jaringan sebelah dalam. Seringkali tempat infeksi awal adalah paru-paru, kemudian menyebar melalui darah. Masing-masing jamur cenderung menyerang organ tertentu. Semua jamur bersifat dimorfik, artinya mempunyai daya adaptasi morfologik yang unik terhadap pertumbuhan dalam jaringan atau pertumbuhan pada suhu 37 o C. Mikosis subkutan akut kerapkali juga berdampak pada terjadinya mikosis sistemik melalui terjadinya infeksi skunder.
4.    Blastomikosis : infeksi yang terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang pada kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh jamur Blastomycetes dermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi
Klinis : Kasusnybucha.
Dari sini penulis dapat mengetahui adanya berbagai kasus yang terjadi seperti yang dialami sebagian besar masyarakat di Jakarta yang terkait dengan adanya jamur yang konon jamur yang berasal dari negeri gingseng korea itu diyakini berkhasiat mempengaruhi tubuh secara menyeluruh, dengan menstabilkan metabolisme tubuh dan menawarkan racun dengan asam glukuronat. Hal ini menyebabkan peningkatan kapasitas pertahanan endogenis tubuh terhadap pengaruh beracun dan tekanan lingkungan, sehingga metabolisme sel yang rusak diperkuat, dan berlanjut dengan pemulihan kesehatan tubuh.
Hal itu diperkuat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan mengkonsumsi teh jamur Kombucha bisa mengobati sembelit, memperbaiki kondisi tubuh, bermanfaat melawan arteriosclerosis, memulihkan fungsi alat pencernaan, bermanfaat bagi penderita stres mental, menawarkan racun dan membunuh kanker.
Hal itu dihasilkan selama proses fermentasi dan oksidasi berlangsung (8-12 hari), sehingga terjadi berbagai reaksi pada larutan teh-manis secara asimilatif dan disimilatif. Jamur teh memakan gula, dan sebagai gantinya memproduksi zat-zat bermanfaat yang dalam minuman tersebut, seperti asam glukuronat, asam laktat, vitamin, asam amino, antibiotik, serta zat-zat lain. Maka dari itu, jamur kombucha ini bagaikan sebuah pabrik biokimia mini. Seperti apa bentuknya? Secara karakteristik, jamur tersebut terdiri dari gelatinoid serta membrane jamur yang liat dan berbentuk piringan bulat serta hidup dalam lingkungan nustrisi teh-manis yang akan tumbuh secara berulang sehingga membentuk susunan piringan berlapis.
Piringan pertama akan tumbuh pada lapisan paling atas yang akan memenuhi lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis dibawahnya yang akan menebal. Bila dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat Di Indonesia, untuk mendapatkan Kombucha terbilang mudah. Karena sudah banyak dijual dipasaran. Rata-rata harga yang ditawarkan untuk bibit jamur Kombucha 100 ribu-150 ribu rupiah. Dengan mencerna 1 liter air. Bibit jamur kombucha dapat dilarutkan ke dalam larutan teh dengan wadah toples. Tentu pemilihan wadah patut mempertimbangkan bahan yang khusus bahan pangan.

E.   Macam-macam mikologi
*   Macam-macam hyphae
1.    Raket hyphae yang berbentuk clubbing yang mengecil di bagian ujung yang sehingga bentuknya menyerupai raket tenis.
2.    Spiral hyphae berbentuk spiral dan dapat ditemukan pada kultur trichophyton mentagrophytes.
3.    Septa hyphae struktur dasar jamur berbentuk seperti tabung disebut hyphae. Jika hyphae di batasi sekat disebut hyphae bersepta.
4.    Asepta hyphae
Stuktur dasar jamur yang terbentuk seperti tabung disebut hyphae. Jika hyphae tidak dibatasi sekat disebut asepta hyphae.
5.    Mycelium
Kumpulan dari hyphae. Baik yang bersepta maupun yang tidak bersepta (asepta) disebut mycelium.

*   Macam-macam spora
1.    Ectothrix
Apabila rambut yang terinfeksi dilihatt dibawah mikroskop dengan pewarnaan KOH dan tinta parker maka spora jamur terletak didalam rambut. Hal ini disebut Ectothrix.
2.    Endothrix
Apabila rambut yang terinfeksi dilihatt dibawah mikroskop dengan pewarnaan KOH dan tinta parker maka spora jamur terletak didalam rambut. Hal ini disebut Endothrix.
3.    Aseksul spora
o  Chlamydospore
Adalah suatu spora khusus yang berdinding tebal dan dibentuk secara aseksul. Chlamydospore adalah sel yang membesar yang terdapat diantara atau diujung pseundohyphae.
o  Sel yeast dan blastoconidia
sel yeast berkembang baik dengan membentuk anak dan akhirnya membesar kemudian terlepas dari sel yeast ibu.
Sel yeast ibu dengan anak yang masih melekat disebut blastoconidia.
o  Macroconidia
Adalah spora yang besar terdiri dari beberapa sel yang dibatasi dengan septa. Macroconidia disebut juga dengan macroaleuriospore.
o  Arthroconidia
Adalah spora yang dihasilkan dari fragmentasi hyphae. Didapatkan antara lain pada trichosporon beigelii.































BAB III
KESIMPULAN


Berdasarkan uraian materi di atas dapat penulis simpulkan bahwa :
1.    Fungi adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara.
2.    Fungi dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda.
3.    Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya
4.    Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembab.
















DAFTAR PUSTAKA


*        Kusnadi, dkk. 2009. Buku saku biologi SMA. Jakarta: kawan pustaka.

1 komentar: