LAPORAN PENDAHULUAN AUTIS
I. DEFINISI
Autis adalah penarikan diri
dan kehilangan kontak dengan realitas atau orang lain. Keadaan
ini berhubungan dengan orang lain, tidak terlihat selama masa bayi,
tetapi sudah ada. Sudah banyak dilakukan riset pada autisme pada masa
anak- anak dini dan terdapat kemajuan dalam pengertian terhadap
keadaan ini.
Beberapa definisi tentang autisme;
1. Menurut Kanner (1943)
Gangguan
autisme ditandai oleh gangguan yang mencolok di dalam kemampuan
anak untuk menyampaikan sesuatu, untuk berhubungan dengan orang lain
termasuk keluarganya sendiri.
2. Menurut Rutter (1970)
Merupakan
suatu mula timbul daru suatu gangguan untuk melibatkan kegagalan untuk
mengembangkan hubungan dalam pribadi jenis autistik sebelum umur 30
bulan, suatu hambatan dalam pembicaraan dan perkembangan bahasa
fenomena ritualistik dan konvulsif.
II. JENIS AUTISME
1. Autisme Infantile
Sudah
menunjukkan kelainan sejak bayi, tidak ada respon seperti anak normal,
sering menangis tanpa sebab terutama menjelang malam hari sulit
tidur, kecuali di kamarnya, kontak mata (-), anak tidak mau dipeluk,
kelainan neurologis; kejang, disfungsi otak.
Tindakan ;
- stimulasi agar anak menunjukkan respon
- jangan biarkan anak asyik sendiri
- ajak anak untuk berkomunikasi verbal dan non verbal yang jelas
2. Autisme Regresif
Kemampuan
yang sudah diperoleh jadi hilang. Awalnya menunjukkan
perkembangan normal 1,5 – 2 tahun, tiba- tiba perkembangan
terhenti.
III. ETIOLOGI
Penyebab autisme secara pasti belum diketahui, faktor pencetusnya;
1.
Saat prenatal adanya infeksi Toksoplasmosis, Rubella, Citomegalo
Virus, Herpes yang menimpa pada ibu, sehingga akan mengganggu
pertumbuhan sel otak yang sedang terbentuk. Kemungkinan juga ibu
keracunan, logam berat, misalnya; makan ikan yang terkontaminasi atau
tambal gigi.
2. Faktor genetik
Yaitu faktor keturunan yang berasal dari orantua.
IV. PATOGENESIS
Pada masa bayi terdapat
kegagalan dalam mengemong atau menghibur anak, anak kemungkinan tidak
memberikan respon yang sesuai saat diangkat dan dapat ditinggal lemah
dan tidak memberikan respon. Tidak adanya kontak mata dapat
memberikan kesan jauh dan tidak mengenal. Bayi yang lebih tua dapat
memperlihatkan sedikit perasaan ingin tahu atau minat pada
lingkungannya. Pada masa anak-anak dan remaja, anak dengan autisme
dapat menunjukkan respon yang abnormal terhadap suara, anak dapat
takut pada suara tertentu dan tercengang oleh suara lainnya.
Dengan bertumbuhnya anak,
maka bicara cenderung tetap suka menonjolkan diri dengan kelainan
intonasi dan penentuan waktu. Anak dengan autisme juga cenderung
terlihat pada usia dini dan mempunyai pergerakan khusus, hal ini
meliputi berlonjak dan memutar dan menggerakan jari tangan serta
tepuk tangan. Pada masa remaja perilaku seksual
tidak sesuai dengan dan tanpa
hambatan. Pada remaja autistik dapat melakukan kontak seksual
penyelidikan dengan orang yang sama sekali asing.
V. MANIFESTASI KLINIS
Menurut
hasil pengujian psikologi konvensional, IQ tergolong ke dalam
cakupan orang yang secara fungsional terbelakang, tetapi
kekurangan-kekurangan yang dimilikinya di dalam bahasa dan
sosialisasi mengakibatkan kesukaran mendapatkan perkiraan yang lebih
tepat tentang kemampuan intelektual yang dimiliki anak autisme.
Beberapa anak yang autisme dapat berprestasi cukup dalam
pengujian yang non verbal dan mereka yang mempunyai kemampuan
berbicara yang berkembang memperlihatkan kemampuan intelektual yang
memadai. Kadang anak yang autisme dapat memiliki bakat yang luar
biasa yang tersembunyi yang dapat dianalogikan sebagai seorang yang
pintar gila (idiot savan) yang terdapat pada orang dewasa.
Beberapa gambaran penyakit yang dapat dikenal antara lain:
1. Penarikan diri
Anak
yang autisme tidak memberikan respon jika diajak bicara dan
tidak mengadakan kontak dengan orang lain., tidak ada hubungan
kontak ke mata. Anak biasanya duduk untuk waktu yang lama, sibuk dengan
tangannya, menatap pada objek. Terdapat juga perubahan suasan hati
yang tiba-tiba dan marah besar.
2. Terdapat kegagalan untuk memberikan respon rangsangan nyeri
3.
Anak pada umumnya mampu berbicara pada sekitar umur yang biasa, tetapi
kehilangan kecakapan pada umur 2 tahun. Pada anak-anak juga terdapat
kecendrungan untuk mengulangi suatu ungkapan kata.
4.
Sering ditemukan retardasi intelektual pada anak-anak, ini saat
diperiksa pertama kali terdapat kecendrungan untuk perbaikan jika
anak mulai bangkit dari penarikan diri.
5. Perilaku ritualtistic dan
konvulsif merupakan gambaran autisme anak menekankan suatu rutinitas
harian tertentu dan menolak perubahan. Hal yang sama berlaku
terhadap objek yang mana anak menjadi sangat terikat dan tidak
dapat dipisahkan daripadanya.
6.
Sikap dan gerakan yang tidak biasa juga ditemukan. Dalam hal ini
termasuk mengepak tangan dan mengedip-ngedipkan mata dan ditemukan juga
wajah yang menyeringai, melompat dan jalan berjingkat-jingkat atau
tingkah laku mororik yang berulang-ulang.
7. Umumnya sulit berkomunikasi verbal dan non verbal
8.
Ambang batas sensoris sakitnya rendah atau sangat tinggi, misalnya
sentuhan atau pelukan bisa dipersepsikan sebagai tindakan yang sangat
menyakitkan, sehingga dia akan berteriak atau menangis keras,
sedangkan melukai dirinya sendiri tidak dipersepsikan sakit.
VI. KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria yang digunakan
adalah kriteria klinis, memuat 12 kriteria dan mensyaratkan
terpenuhinya minimal 6 dari 12 kriteria tersebut. Ke-12 kriteria ini
dikelompokkan ke dalam 3 bidang impairment (kerusakan) utama, yaitu;
1. Impairment dalam interaksi sosial
2. Impairment dalam komunikasi dan pola tingkah laku repetitive
3. Minat dan aktivitas yang sangat stereotype dan kaku
VII. PENATALAKSANAAN
1. Terapi biomeditasi
Menggunakan
obat-obat untuk mengontrol gejala autisme, misal obat untuk
mengontrol perilaku seperti klorpromazin atau tiroidazir.
2. Terapi tingkah laku
Menggunakan metode Lovas yaitu metode modifikasi tingkah laku yang disebut Applied Behavioural Analysis
(ABA) atau Behavioural Intervention atau Behavioural
Modification.
3. Home Based Trainning
Re-inforcement/dukungan
positif (penguat), tujuannya untuk memunculkan tingkah laku yang
positif, misalnya kalau anak mau belajar akan diajak jalan-jalan.
Memerlukan kesabaran tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar